Seberapapun Konstribusi Kita Sangat Berarti I. oleh Al Fitri, S. Ag. (08/09/2021), S.H., M.H.

Seberapapun Konstribusi Kita Sangat Berarti

Oleh

Al Fitri, S.Ag., S.H., M.H.I.

(Wakil Ketua Pengadilan Agama Tanggamus Kelas IB)

Salah satu kisah terkait dengan Nabi Ibrahim as, ada dua tokoh binatang yang menjadi ibrah (pelajaran) dari kisah dibakarnya Nabi Ibrahim as oleh Raja Namrud karena menegakkan tauhid, memurnikan penyembahan hanya kepada Allah semesta yaitu burung Pipit dan Cicak (Tokek).

Dahulu saat Nabi Ibrahim as dibakar oleh Raja Namrudz datanglah burung pipit yg bolak balik mengambil air dan meneteskan air itu diatas api yang membakar Nabi Ibrahim as.

Cicak yg melihatnya tertawa, sambil berkata ;

" Hai pipit.

Bodohnya yg kau lakukan itu..

Paruhmu yg kecil hanya bisa menghasilkan bebetapa tetes air saja...]

Manalah mungkin bisa memadamkan api itu..."

Sang Pipit menjawab ;

" Wahai cicak...

Memang tak mungkinlah aku bisa memadamkan api yg besar itu...

Tapi aku tak mau jika Allah melihatku diam saja saat sesuatu yg Allah cintai di zhalimi...

Allah tak akan melihat hasilnya apakah aku berhasil memadamkan api itu atau tidak...

Tapi Allah akan melihat dimana aku berpihak..."

Cicak terus tertawa...

Dan sambil menjulurkan lidahnya ia berusaha meniup api yg membakar Nabi Ibrahim as.

Memang tiupan cicak tak ada artinya tak menambah besar api yg membakar Nabi Ibrahim as.

Tapi Allah melihat dimana ia berpihak.

Pelajaran Kesungguhan Burung Pipit

Bahwasannya kita manusia tidak boleh nyerah, harus kuat dan tetep fokus dengan tujuan hidup kita. Setiap ujian kita harus hadapi. Dan tidak boleh khawatir dengan rezeki, selama kita berusaha pasti ada jalan.

Allah Swt. akan memperlakukan adil setiap amalan yang dikerjakan umat manusia selama di dunia. Baik berupa amalan baik ataupun amalan buruk.

Banyak ayat Al Quran yang menegaskan tentang ganjaran amalan setimpal itu. Di antaranya adalah surat Al-Zalzalah ayat 7 dan 8.

Dalam konteks kecil atau besarnya amal, Rasulullah Saw bersabda:

“Lindungilah diri kamu dari api neraka walau dengan sepotong kurma.” (HR Bukhari dan Muslim melalui ‘Adi Ibn Hatim).

Kata ‘amal yang dimaksud di sini termasuk pula niat seseorang. Amal adalah penggunaan daya manusia dalam bentuk apapun. Manusia memiliki daya empat pokok, yakni daya hidup, daya pikir, daya fisik, dan daya kalbu.